30/11/08

taking live

Title : Taking Lives
Starring :
~ Ruki sbg pemilik dan penjaga toko buku, the kidnaper,
~ Uruha sbg, Dokter Jiwa a.k.a psycholog (Aoi lover)
~ Aoi sbg Kakak Ruki, Yakuza, (Uruha Lover), hotel chain owner
~ Reita as police officer ~ investigation unit
~ Kai and Aya ~ police officers Reita crew
~ Miyavi ~ Yakuza boz – Aoi Boz

chapter : Prolog
rating : PG
Disclaimer : it just a fiction (that way it’s call fanfic) I’m not own the gazette nor Miyavi, but this fic is belong to me, and it’s my first fic (yay)


Jam sudah menunjukan pukul 1 malam ketika Sakura keluar dari Hotel tempat dia bekerja, hari ini adalah hari ketiganya bekerja lembur di Hotel, karena sebagai staff keuangan disaat seperti ini tidak mungkin buatnya untuk pulang pada jam yang sama seperti biasanya. Dia menempati posisi krusial di manajemen hotel sehingga dia sangat-sangat di butuhkan jika para petinggi hotel datang untuk melakukan proses audit.

“Want me to call a taxi Ma’am” Tanya Takanoki, Bell boy yang bertugas malam ini.

“ah Arigatou Takanoki –San I don’t need it, I’ll take a walk” Jawab Sakura

“ Ok then ma’am, be careful and have a nice sleep”

“ Thank you…” ujar Sakura tersenyum.

Sakura harus melewati delapan blok pusat perbelanjaan dan taman kota untuk tiba di rumahnya. Menghabiskan waktu 15 menit jika dia menggunakan kendaraan, dan membutuhkan waktu dua kali lipatnya jika dia berjalan kaki memutar mengikuti jalan yang dilalui oleh kendaraan, atau menghabiskan waktu yang sama dengan perjalanan menggunakan kendaraan dengan melewati jalan setapak yang menghubungkan setiap bloknya dengan penerangan yang tidak begitu memadai.

Sakura yang sudah merasa lelah, memutuskan untuk berjalan melewati jalan setapak, dia ingin secepatnya tiba di rumah, dan beristirahat, Dia menarik nafasnya dulu sebelum berjalan memasuki jalan setapak di blok pertama. Berjalan secepat kakinya ~ yang mengunakan sepatu dengan heels 5 cm ~ bisa membawanya, Sakura berjalan dengan jantung yang berdetak cepat karena saat ini dia tidak hanya mendengar derap langkah kakinya, dia juga mendengar derap langkah orang lain yang berjalan dibelakangnya.

Sakura memutar badannya untuk melihat orang yang berjalan dibelakangnya. Dia tidak bisa melihat dengan jelas orang yang berjalan dibelakangnya, hanya seseorang dengan tinggi yang tidak begitu jauh dengan tingginya, mengunakan sepatu boot, topi dan coat panjang selutut. Kini dia mempercepat langkahnya, sakura mulai berlari, jantungnya berdetak semakin cepat, dia hanya bisa berlari kecil, sepatu yang digunakannya tidak memungkinkan dia bisa berlari cepat, ‘damn why I should use this 5cm heels’ rutuknya dalam hati ‘and why this street take so long

Cahaya terang sudah mulai terlihat, Sakura sedikit merasa lega, dia akan terbebas dari orang yang mengikutinya, dia bisa berteriak meminta tolong di jalan terang itu, dia tersenyum, jantungnya berdetak melambat. ‘Hanya tinggal beberapa langkah lagi’ pikirnya. Senyum jelas tergambar di wajah Sakura, tapi satu hal yang tidak dia ketahui, ada senyum lain di tempat itu, senyum yang tergambar di wajah dingin seseorang yang berjalan lebih cepat dari sebelumnya. Satu langkah terakhir dan Sakura akan terbebas dari rasa takutnya, namun sebelum dia sempat keluar dari jalan setapak itu, sesuatu yang kuat menariknya, membekap mulutnya dengan kain berbau kimia menyengat. Sakura hanya bisa memandang orang yang menangkapnya. Seorang pria yang dia kenal, berwajah tampan namun dingin, dan hal terakhir yang dilihat dan didengarnya adalah senyum manis dan ucapan pria itu “finally I’ve got U my Hime”.

**** TBC *****

Tidak ada komentar: